Para Peneliti Berhasil Menemukan Sekitar 27 Spesies Baru Didalam Bawah Laut Indonesia

Jawa BaratPara peneliti Indonesia dan Singapura yang tergabung dalam Ekspedisi Keanekaragaman Hayati SJADES (South Java Deep-Sea) telah menemukan 27 spesies baru di perairan Selat Sunda dan Barat Daya Jawa. Ekspedisi ini dilakukan pada 23 Maret hingga 5 April 2018.

Ekspedisi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Dwi Listyo Rahayu, peneliti Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bersama Peter Ng, peneliti dari National University of Singapore (NUS), berhasil mengumpulkan sampel biologis dari 63 stasiun di kedalaman melebihi 2.000 meter.

Dari sampel-sampel tersebut, setidaknya telah menghasilkan 36 makalah teknis yang sudah dipublikasikan.

"Kami berhasil menemukan satu category baru, 27 spesies baru dan lebih dari 260 rekor baru untuk Indonesia," papar Dwi Listyo Rahayu, sebagaimana dikutip dalam situs resmi BRIN, Sabtu (2/10).

Lebih dari 12.000 spesimen dari 8.000 spesies berhasil dikumpulkan. Terdiri dari 1.000 spesies ikan, 940 spesies udang, 450 spesies kepiting, dan 430 spesies Squat Lobster.

Selain itu 3.600 spesies Kerang, 3.200 spesies Bintang Laut dan Bulu Babi, 900 spesies Cacing Laut, serta 700 spesies Hermit Crabs.

Tahun 2021 keluar publikasi untuk Annelida (Polychaeta) (1 taxon)-- Cacing; Mollusca (Bivalvia) (1 taxon)- Kerang; Crustacea (Isopoda) (1 taxon) Kecoak laut; Crustasea-Kelomang (2 taxa); Crustacea-Kepiting (8 taxa); dan Crustacea (Tanaidacea) (3 taxa) krustasea. Sebelumnya di Tahun 2019-2020 publikasi yang terbit terkait Pisces (2 taxa)- ikan; Echinodermata (Asteroidea) (2 taxa)-- Bintang Laut; Udang/lobster; Crustacea (Isopoda) (1 taxa) Kecoak laut; dan Kepiting.

Dwi Listyo Rahayu, Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN -


Dwi mengatakan, pemilihan Jawa Barat Daya sebagai lokasi ekspedisi akan membantu memperbaiki prejudice pengambilan sampel historis di timur Garis Weber, dan menghasilkan standard informasi keanekaragaman hayati untuk perairan yang lebih dalam di lepas pantai barat daya Jawa.

"Hal ini penting tidak hanya untuk ilmu kelautan secara umum, pengetahuan kita tentang laut dalam, tetapi juga untuk memahami keanekaragaman hayati perairan dalam di selatan Jawa, dan Indonesia, serta memungkinkan negara untuk mengelola sumber daya yang tersedia di sana dengan lebih ideal," katanya.

Ekspedisi SJADES sendiri melibatkan 31 peneliti dan staf pendukung dari Indonesia dan Singapura. Termasuk di dalamnya empat ilmuwan dari Perancis dan Taiwan yang diundang secara khusus untuk bergabung dalam ekspedisi. Mereka adalah Prof. Bertrand Richer de Forges, Prof. Chan Tin-Yam, Dr Lin Chia-Wei, dan Dr Yang Chien-Hui.

Adapun hasil penelitian sudah dipublikasikan di Journal Raffles Publication of Zoology Supplement.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekitar 103 Warga Perumahan di Daerah Cikarang Positif Covid-19, Satu Kompleks Melakukan Lockdown

Beberapa Temuan Fakta Unik Hewan 2021

Para Ilmuwan Menyebutkan Nenenk Moyang Dinosaurus Ganas T-rex Ternyata Sangat Kecil, Tak Sampai 1 Meter