Aturan Ketat yang Diberikan Pemerintah, Gajah yang Berada di Srilanka Wajib Memiliki KTP

JakartaGajah dianggap sebagai satwa suci dan mulia di negara Sri Lanka, khususnya bagi umat Buddha. Walaupun begitu, hewan berukuran besar ini tidak selalu dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Karena itu, pemerintah setempat membuat kartu identitas biometrik semacam KTP untuk gajah penangkaran.

Melansir laman ABC Australia (25/8/2021), sejumlah peraturan diterapkan untuk menjaga kesejahteraan dan keamanan hewan itu. Termasuk aturan yang melarang pengendara gajah pekerja menaiki hewan tersebut dalam keadaan mabuk. Di samping itu, peraturan tersebut juga mengamanatkan gajah untuk mandi 2,5 jam setiap hari,

Sederet Peraturan demi Kesejahteraan Gajah


Selama ini, banyak orang Sri Lanka memelihara gajah sebagai simbol kekayaan. Namun baru-baru ini, ada peningkatan jumlah keluhan tentang perlakuan buruk dan kekejaman terhadap spesies yang terancam punah ini.

Catatan resmi menunjukkan ada sekitar 200 gajah peliharaan di Asia Selatan, dengan populasi di alam liar diperkirakan 7.500 ekor. Undang-undang baru akan mengharuskan semua pemilik memiliki kartu identitas baru dengan stempel DNA untuk gajah di bawah perawatan mereka.

Bayi gajah tidak bisa lagi dipekerjakan, bahkan dalam kontes budaya, dan mereka tidak dapat dipisahkan dari induknya. Gajah yang digunakan untuk mengangkut kayu akan dibatasi, tidak boleh lebih dari empat jam sehari, dan tidak boleh kerja pada malam hari.

Pembatasan di Sektor Pariwisata

Pembatasan baru juga berdampak pada industri pariwisata. Aturannya mengizinkan tidak lebih dari empat orang naik gajah sekaligus, dan mereka harus duduk di atas pelana yang empuk.

Gajah juga dilarang digunakan dalam movie, kecuali untuk produksi pemerintah. Namun, Menteri Perlindungan Satwa Liar Sri Lanka Wimalaweera Dissanayaka mengatakan akan ada pengawasan ketat dari dokter hewan jika gajah tersebut digunakan untuk produksi pemerintah.

"Orang yang memiliki atau memelihara gajah harus memastikan bahwa mahout tidak mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan berbahaya selama bekerja," katanya.

Pemeriksaan Kesehatan

Pemilik juga harus mengirim gajah mereka untuk pemeriksaan kesehatan setiap enam bulan. Mereka yang melanggar undang-undang baru akan membawa gajah mereka ke perawatan negara dan bisa menghadapi hukuman penjara tiga tahun.

Menangkap gajah phony di Sri Lanka sudah merupakan pelanggaran pidana yang dapat dihukum mati, tetapi penuntutan jarang terjadi. Aktivis hak-hak binatang dan pakar gajah telah menuduh bahwa selama 15 tahun terakhir, lebih dari 40 bayi gajah telah dicuri dari taman margasatwa nasional.

Membunuh gajah memang merupakan pelanggaran hukum di Sri Lanka, namun binatang tersebut kerap terjebak konflik dengan warga pedesaan. Sebagian petani di Sri Lanka menganggap gajah sebagai hama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekitar 103 Warga Perumahan di Daerah Cikarang Positif Covid-19, Satu Kompleks Melakukan Lockdown

Beberapa Temuan Fakta Unik Hewan 2021

Para Ilmuwan Menyebutkan Nenenk Moyang Dinosaurus Ganas T-rex Ternyata Sangat Kecil, Tak Sampai 1 Meter